Senin, 29 Desember 2014

ANALISA WEBSITE PT. SUCOFINDO

ANALISA WEBSITE PT. SUCOFINDO
(www.sucofindo.co.id)
Profil Perusahaan :
PT SUCOFINDO (PERSERO) adalah perusahaan inspeksi yang pertama di Indonesia, dengan pengalaman di bidang inspeksi, supervisi, pengkajian dan pengujian menjadi modal utama dalam mengembangkan usaha menjadi perusahaan inspeksi nasional terbesar di Indonesia.
Keanekaragaman jenis jasa dikemas secara terpadu, didukung tenaga ahli, jaringan kerja yang luas serta kemitraan usaha strategis dengan beberapa institusi internasional telah memberikan nilai tambah terhadap layanan yang diberikan PT SUCOFINDO (PERSERO). Melalui pendekatan manajemen terpadu, PT SUCOFINDO (PERSERO) bertekad untuk senantiasa meningkatkan kemampuan daya saingnya menghadapi pasar global.
1
Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan
Sejalan dengan Perusahaan yang menerapkan manajemen mutu terpadu, Perusahaan telah menetapkan Misi, Visi dan Nilai-Nilai Perusahaan yang menjadi pondasi Perusahaan dalam mencapai sasaran usaha jangka panjang dalam kerangka menjaga kesinambungan usaha (sustainability & going concern). Visi, Misi dan Nilai Perusahaan juga melandasi setiap Pegawai dalam menjalankan aktifitas kegiatannya sehingga memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholder secara umum dan shareholder secara khusus.
Visi Perusahaan
Mengurangi risiko pelanggan dalam kegiatan perdagangan, investasi dan industri dengan memastikan kesesuaian terhadap standard, hukum dan peraturan yang berlaku.
Misi Perusahaan
  • Menjadi Perusahaan inspeksi, testing dan jasa terkait lainnya yang terkemuka dikawasan ASEAN.
  • Menjadi mitra bisnis dalam mitigasi risiko, dengan mengutamakan pemenuhan komitmen dan kualitas pelayanan yang dapat diandalkan
  • Memiliki karyawan dan pegawai yang professional, berpengetahuan serta bermutu yang dihargai dengan baik
  • Memberikan nilai yang optimal kepada pemegang saham dan memperoleh pendapatan di atas rata-rata industry
Nilai-nilai Perusahaan
  • Customer Focus, Memenuhi harapan pelanggan dengan memberikan ragam produk dan jasa yang inovatif, memenuhi standar serta berkualitas.
  • Competence, Memiliki kualitas pekerjaan dan SDM yang handal sehingga memenuhi standar profesionalisme dan persaingan.
  • Integritas, Menjunjung tinggi kejujuran, etika bisnis dan pemenuhan komitmen pada para pemangku kepentingan.
  • Team Work, Mengedepankan kerjasama tim dan kolaborasi dengan pihak ketiga untuk menghasilkan efektifitas organisasi dan sinergis.
    Inovasi, Selalu melakukan inovasi sesuai kebutuhan atau kecenderungan pasar dengan memanfaatkan kompetensi dan teknologi, serta melakukan terobosan dalam proses kerja agar menjadi lebih efektif dan efisien.
  • Independensi, Bebas dari pengaruh dan kepentingan pihak luar perusahaan.
  • Kewirausahawan, Selalu menciptakan peluang usaha, jejaring, dan berani mengambil risiko dengan tetap mempertimbangkan profitabilitas dan risiko.
Pelayanan yang dimiliki pada PT SUCOFINDO :
1. Inspeksi dan Audit
Kegiatan inspeksi dan audit krusial diperlukan untuk melindungi seluruh pihak yang berhubungan dalam suatu transaksi, misalnya untuk memastikan kualitas dan standar teknis suatu produk/jasa telah terpenuhi, atau memastikan kemampuan dan kapasitas calon pemasok. SUCOFINDO menyediakan layanan inspeksi kualitas dan kuantitas produk, mulai dari komoditas pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, pangan olahan, industri, pertambangan, minyak dan gas, hingga produk konsumen.
2. Pengujian dan Analisa
Sucofindo memiliki sarana pengujian dan analisis yang lengkap untuk memastikan aspek mutu dan keamanan produk. Kapabilitas laboratorium kami meliputi pengujian kimia, mikrobiologi, kalibrasi, elektrikal dan elektronika, keteknikan dan pengujain mineral dan pemrosesan mineral.
3. Layanan Sertifikasi
SUCOFINDO memiliki kapabilitas untuk menyediakan sertifikasi sistem manajemen dan sertifikasi produk. Skema sertifikasi sistem manajemen meliputi sertifikasi ISO 9000, ISO 14000, OHSAS 18000, SA 8000, RSPO, HAACP, Manajemen Hutan Lestari, Chain of Custody, Legal Source dan lainnya. Sedangkan skema sertifikasi produk meliputi sertifikasi produk listrik dan elektronik, pupuk dan produk kimia, makanan dan minuman, baja serta komoditas pertanian.
4. Layanan Pelatihan
SUCOFINDO menyediakan pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan pelatihan Kecakapan Teknis dimana kurikulumnya disusun secara khusus dan spesifik untuk memenuhi kebutuhan industri dan bisnis. Pelatihan Peningkatan Pengetahuan membagikan pengetahuan dan pengalaman dalam berbagai aspek bisnis, seperti sistem manajemen mutu, keselamatan dan kesehatan kerja, HACCP, dan manajemen pengamanan. Jasa pelatihan teknis mempersiapkan personil-personil untuk segala kegiatan teknis, seperti pelatihan tanggap darurat dan pengoperasian alat-alat berat. Kurikulum SUCOFINDO yang superior didukung dengan fasilitas pelatihan yang diperlukan untuk menjamin manfaat yang sebesar-besarnya keikutsertaan setiap peserta pelatihan.
5. Layanan Konsultasi
Selama lebih dari setengah abad sejak berdirinya SUCOFINDO pada tahun 1956, kami terus membangun pengalaman, keahlian dan teknologi, yang menjadi pondasi bisnis dan teknis yang kuat. Interaksi ekstensif kami dengan pelaku berbagai bidang bisnis dan dukungan para pakar yang kami miliki juga turut mendukung perkembangan kami. Melihat dinamika bisnis dan industri di Indonesia saat ini, SUCOFINDO terdorong untuk menyumbangkan keahlian dan pengalaman yang kami miliki dalam bentuk layanan konsultasi di berbagai bidang, seperti konsultasi sistem manajemen, AMDAL, sistem informasi, kandungan komponen dalam negeri, pengembangan wilayah, infrastruktur dan tata ruang.
Perencanaan Perusahaan dalam memasarkan produk / jasa :
Perusahaan menggunakan teknologi informasi untuk mengembangkan sistem lintas fungsi perusahaan terintegrasi yang melintasi berbagai batas fungsi tradisional bisnis agar dapat merekayasa ulang dan meningkatkan proses bisnis yang penting di semua lintas fungsi perusahaan. Perusahaan memandang bahwa sistem lintas fungsi yang terintegrasi sebagai cara strategis untuk menggunakan Teknologi informasi dalam berbagi sumber daya informasi dan meningkatkan efisiensi serta efektivitas proses bisnis, dan mengembangkan hubungan strategis dengan para pelanggan, pemasok dan mitra bisnis.
Perusahaan menggunakan internet dalam merekayasa ulang dan mengintegrasikan arus informasi di antara proses bisnis internal mereka serta para pelanggan dan pemasok. Berbagai perusahaan di seluruh dunia kini menggunakan World Wide Web dan intranet serta ekstranet mereka sebagai standar teknologi untuk sistem informasi lintas fungsi dan antar perusahaan. Gambaran umum tentang aplikasi berbagai aplikasi lintas fungsi perusahaan yang utama serta saling keterkaitan antarfungsi disebut arsitektur aplikasi perusahaan. Arsitektur ini tidak memberikan rincian atau cetak biru aplikasi yang lengkap tetapi memberi kerangka kerja konseptual untuk membantu membayangkan berbagai komponen dasar, proses dan interface dari aplikasi e-business utama dan hubungannya satu sama lain. Arsitektur aplikasi ini juga menunjukkan berbagai peran yang dimainkan sistem bisnis dalam mendukung pelanggan, pemasok, mitra dan karyawan perusahaan.
Komunikasi elektronik yang digunakan :
Alat komunikasi elektronik
Alat komunikasi elektronik mengirim pesan, file, data, atau dokumen antara orang-orang dan karenanya memfasilitasi berbagi informasi, sebagai contoh E-mail, Fax, Voice mail, Wiki, Web penerbitan, Kontrol revisi.
Alat konferensi elektronik
Alat konferensi elektronik memfasilitasi berbagi informasi, tetapi dalam cara yang lebih interaktif, sebagai contoh
Forum internet (juga dikenal sebagai papan pesan atau papan diskusi) – platform diskusi virtual untuk memfasilitasi dan mengelola pesan teks online.
Chat online – platform diskusi virtual untuk memfasilitasi dan mengelola real-time pesan teks
Pesan Instan
Telephony – telepon memungkinkan pengguna untuk berinteraksi
Videoconferencing – jaringan PC berbagi video dan sinyal audio
Data konferensi – PC jaringan berbagi papan tulis umum bahwa setiap pengguna dapat memodifikasi.
Aplikasi berbagi – pengguna dapat mengakses shared dokumen atau aplikasi dari komputer masing-masing secara bersamaan dalam real time.
Sistem rapat elektronik, Electronic Meeting System (EMS) – awalnya ini digambarkan sebagai “sistem pertemuan elektronik,” dan mereka dibangun ke ruang pertemuan. Ruangan ini biasanya terdari proyektor video dengan PC banyak, namun, sistem pertemuan elektronik telah berevolusi menjadi berbasis web, setiap saat, sistem mana saja yang akan menampung peserta pertemuan “didistribusikan” yang mungkin tersebar di beberapa lokasi.
Anggota Kelompok:
1. Abdullah Aji P.
2. Aditya Rifki F.
3. Andre Rianda
4. Arief Ilham
5. Ardian Aruhil Kahfi
6. Dio Kurniawan
7. Gary Gautama
8. Rahmat DS
Kelas : 4IA17
Universitas Gunadarma

Minggu, 28 Desember 2014

Metode Perekrutan SDM

Bagi manajemen dan direksi sebuah perusahaan perihal Perekrutan dan Penyeleksian Karyawan Baru merupakan sebuah tantangan tersendiri. Khususnya Indonesia masalah kesempatan atau lapangan pekerjaan seringkali dihadapi. Contoh dari permasalahan lapangan atau kesempatan kerja adalah ketika jumlah sumber daya manusia yang melebihi dari kebutuhan pasar kerja, masalah kualifikasi pekerja, pengangguran dan lain-lain.
Tenaga kerja adalah salah satu penunjang yang menentukan terwujudnya tujuan perusahaan bagi sebuah perusahaan. Sehingga perusahaan memerlukan prosedur perekrutan dan penyeleksian yang objektif, dan terpercaya. Untuk itu perlu cara perekrutan karyawan baru yang strategis dan selektif.

Beberapa cara perekrutan karyawan baru secara strategis dan selektif, antara lain:
  1. Perusahaan menentukan pilihan melalui pendekatan lingkungan sosial dan gender.
  2. Perusahaan menentukan pilihan dengan cara menyewa tenaga kerja yang belum terlatih atau mahir, ataupun profesional.
  3. Perusahaan memutuskan berdasarkan anggaran yang disediakan saat merekrut dan memilih karyawan baru.
  4. Perusahaan mencari sumber daya manusia yang belum dimanfaatkan secara langsung.
  5. Perusahaan menentukan perekrutan karyawan baru dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.
  6. Perusahaan bisa menentukan cara terbaik perekrutan dengan memilih sumber daya manusia dari dalam atau dari luar perusahaan.
Sumber PerekrutanKeuntunganKerugian
Internal1. Semangat dari orang yang dipromosikan2. Penilaian kemampuan yang lebih baik
3. Biaya yang lebih rendah untuk beberapa pekerjaan
4. Motivator untuk kinerja yang baik
5. Menyebabkan pergantian kepemimpinan melalui promosi
6. Hanya perlu merekrut staf di tingkat yang paling dasar
1. “Perkawinan sedarah”2. Kemungkinan menyebabkan turunnya semangat bagi mereka yang tidak dipromosikan
3. Persaingan “politis” untuk mendapat promosi
4. Kebutuhan akan program pengembangan manajemen
Eksternal1. “Darah” baru membawa perspektif baru2. Lebih murah dan cepat daripada melatih profesional
3. Tidak ada kelompok pendukung politis dalam organisasi
4. Dapat membawa wawasan industri baru
1. Mungkin orang yang terpilih akan “cocok” dengan pekerjaan atauorganisasi
2. Dapat menyebabkan turunnya semangat bagi kandidat internal yang terpilih
3. “Penyesuaian” atau waktu orientasi
yang lebih lama.
Perekrutan Internal
Proses Perekrutan Internal
Rancangan dari proses ini menggariskan cara bagi karyawan untuk “muncul di permukaan” dan dipertimbangkan untuk lowongan-lowongan yang ada. Mengisi lowongan secara internal dapat menambah motivasi bagi karyawan untuk tinggal dan tumbuh dalam organisasi dibandingkan untuk mengejar kesempatan karier di luar.
  1. Basis Data Organisasi
Penggunaan yang semakin meningkat dari sistem informasi sumber daya manusia memungkinkan anggota staf SDM untuk memelihara informasi latar belakang dan PKK dari karyawan yang ada. Ketika lowongan dibuka, spesialis SDM dapat mengakses basis data dengan memasukkan kebutuhankebutuhan pekerjaan dan kemudian menerima daftar dari karyawan yang ada yang memenuhi kebutuhan pekerjaan tersebut. Berbagai jenis peranti lunak pekerjaan mengategorikan data karyawan berdasarkan lapangan pekerjaan , pendidikan, area ketertarikan karier , sejarah pekerjaan sebelumnya, dan faktor-faktor lainnya. Misalnya, jika sebuah perusahaan membuka lowongan untuk spesifikasi dengan gelar MBA dan pengalaman dalam pemasaran, maka kata kunci MBA dan pemasaran dapat dimasukkan dalam bidang pencarian. Program tersebut akan menampilkan daftar dari semua karyawan yang ada dengan kedua hat tersebut teridentifikasi dalam profil mereka.
Dengan basis data, kesempatan internal untuk individu-individu dapat diidentifikasikan. Profil karyawan secara terus menerus diperbarui untuk memasukkan hal-hal seperti pelatihan tambahan atau pendidikan yang telah diselesaikan, proyek-proyek khusus yang telah dikerjakan, serta rencana karier dan keinginan yang terlihat selama penilaian kinerja dan diskusi bimbingan karier.
  1. Pengumuman Pekerjaan
Cara utama untuk merekrut karyawan untuk pekerjaan dalamorganisasi adalah melalui pengumuman pekerjaan (job posting), sebuah sistem di mana pemberi kerja menyediakan pemberitahuan akan adanya lowongan pekerjaan dan calon karyawan merespons dengan melamar untuk lowongan yang diminati. Organisasi dapat memberi tahu para karyawan akan adanya lowongan pekerjaan dengan sejumlah cara, meliputi pemasangan pengumuman pada papan buletin, menggunakan laporan berkala karyawan, dan mengirimkan surat elektronik kepada manajer dan para karyawan.
Meskipun dapat menggunakan cara yang berbeda-beda, tujuan dari pengumuman pekerjaan adalah untuk menyediakan kesempatan bagi para karyawan untuk berpindah dalam organisasi.
  1. Promosi dan Transfer Pekerjaan
Banyak organisasi memilih untuk mengisi lowongan melalui promosi matau transfer dari dalam jika dimungkinkan. Meskipun sering kali berhasil, mpromosi dan transfer dari dalam juga mempunyai beberapa kekurangan. Kinerja seseorang pada suatu pekerjaan belum tentu dapat menjadi predikator yang baik pada kinerja di pekerjaan yang lain, karena pada
pekerjaan yang baru mungkin membutuhkan keterampilan-keterampilan lain. Seiring karyawan dipindahkan atau dipromosikan ke pekerjaan lain, individu-individu harus direkrut untuk menggantikan pekerjaan mereka yang kosong. Perencanaan atas bagaimana untuk mengisi lowongan tersebut harus dilakukan sebelum pemindahan atau promosi, bukan sesudahnya.
Perekrutan yang Befokus Karyawan
  1. Referensi Karyawan yang Ada
Salah satu sumber terpercaya untuk mengisi lowongan meliputi kenalan, teman, dan anggota keluarga dari karyawan. Karyawankaryawan yang ada dapat memperkenalkan para pelamar terhadap keuntungan-keuntungan dari pekerjaan dalam perusahaan, melengkapi surat perkenalan, dan mendorong mereka untuk melamar. Tetapi, dengan hanya menggunakan berita dari mulut ke mulut atau referensi dari karyawan yang ada dapat melanggar peraturan kesetaraan dalam pekerjaan jika individu-individu dari golongan yang dilindungi kurang terwakili dalam angkatan kerja organisasional yang ada. Oleh karena itu, beberapa perekrutan eksternal mungkin diperlukan untuk menghindari masalah hukum dalam bidang ini.
  1. Merekrut Ulang Bekas Karyawan dan Pelamar
Bekas karyawan dan bekas pelamar mewakili sumber lain untuk perekrutan. Kedua kasus menawarkan keuntungan dalam menghemat waktu, karena beberapa hal telah diketahui mengenai karyawankaryawan potensial. Dikenal dengan perekrutan ulang karena individu individu bekas karyawan tersebut di masa lalu berhasil direkrut. Mereka dianggap sebagai sebuah sumber internal dalam arti bahwa mereka mempunyai ikatan pada pemberi kerja dan dapat disebut sebagai “bumerang” karena mereka penah pergi dan datang kembali.
Metode-metode E-Recruiting
  1. Papan Pekerjaan
Banyak papan pekerjaan, seperti www.monster.com dan www.hotjobs.com, menyediakan tempat bagi para pemberi kerja untuk mengumumkan pekerjaan atau mencari kandidat.
  1. Situs Web Profesional/Karier
Banyak asosiasi-asosiasi profesional mempunyai bagian pekerjaan pada situs Web mereka. Penggunaan situs-situs Web yang lebih tertarget ini dapat membatasi waktu dan usaha pencarian dari para perekrut. Juga mengumumkan pekerjaan pada situs Web sejenis lebih mungkin untuk menargetkan pelamar-pelamar yang secara khusus tertarik pada lapangan pekerjaan tersebut dan dapat mengurangi jumlah dari pelamar-pelamar yang kurang memenuhi syarat.
  1. Situs Web Pemberi Kerja
Disamping popularitas dari papan-papan pekerjaan dan situs pekerjaan lainnya, banyak pemberi kerja menemukan bahwa situs Web mereka sendiri lebih efektif dan efisien dalam merekrut kandidat. Banyak pemberi kerja telah memasukkan informasi pekerjaan dan karier sebagai bagian dari situs Web organisasional mereka. Banyak dari situs tersebut, para pencari kerja didorong untuk mengirim lamaran dengan surat elektronik (e-mail) atau mengisi aplikasi lamaran secara online.
Keuntungan Perekrutan Melalui Internet
Keuntungan yang utama adalah banyak pemberi kerja telah menyadari adanya penghematan biaya dengan menggunakan perekrutan internet dibandingkan sumber-sumber lain seperti iklan surat kabar, agenagen pekerjaan dan perusahaan-perusahaan pencari, serta sumber-sumber eksternal lainnya. Perekrutan internal juga dapat menghemat banyak waktu. Para pelamar dapat merespon dengan cepat pada pengumumanpengumuman pekerjaan dengan mengirim e-mail, dibandingkan menggunakan pos biasa yang lambat. Penggunaan perekrutan internal dapat menghasilakan kelompok pelamar yang lebih banyak. Manfaat tambahan dari internet adalah bahwa pekerjaan benar-benar diumumkan secara global, jadi pelamar potensial di area-area geografis dan negara lain dapat melihat lowongan pekerjaan yang diumumkan di Web.
Kerugian Perekrutan Melalui Internet
Dengan mendapatkan paparan yang lebih luas, para pemberi kerja juga mungkin mendapatkan pelamar-pelamar yang kurang memenuhi syarat. Lebih banyak lamaran yang harus ditinjau, lebih banyak e-mail yang harus ditangani, dan peranti lunak khusus pelacak pelamar mungkin dibutuhkan untuk menangani peningkatan dalam jumlah pelamar yang diakibatkan dari usaha perekrutan melalui internet. Perhatian yang berkaitan dengan ini adalah banyak individu-individu yang mengakses situs pekerjaan yang merupakan penonton hanya untuk melihat apa yang akan terjadi, tetapi tidak secara serius mencari pekerjaan baru.
Perekrutan Eksternal
  1. Perekrutan di Perguruan Tinggi dan Universitas
Pada tingkat perguruan tinggi atau universitas, perekrutan mahasiswa adalah sebuah sumber signifikan untuk profesional tingkat pemula dan karyawan-karyawan teknis. Kebanyakan perguruan tinggi dan universitas mengadakan kantor penempatan karier di mana para pemberi kerja dan pelamar dapat bertemu.
Hal-hal yang menentukan pilihan para pemberi kerja atas perguruan tinggi dan universitas di mana mereka akan mengadakan wawancara adalah:
  1. Lowongan pekerjaan yang ada dan yang telah diketahui
  2. Reputasi perguruan tinggi
  3. Pengalaman dengan kantor penempatan kerja dan lulusan sebelumnya
  4. Batasan anggaran operasional
  5. Biaya dari bakat yang tersedia dan gaji umum
  6. Kompetisi dasar
Atribut-atribut yang kelihatannya paling dinilai tinggi oleh para perekrut ketenangan, keterampilan komunikasi lisan dan tertulis, kepribadian, dan penamilan biasanya disebutkan sebelum Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). IPK yang tinggi adalah kriteria utama ketika mempertimbangkan kandidat kandidat untuk mengisi lowongan pekerjaan pada wawancara dikampus.
  1. Perekrutan di Sekolah
Sekolah menengah atas atau sekolah-sekolah kejuruan/teknik dapat menjadi sumber karyawan baru yang bagus untuk beberapa organisasi. Banyak sekolah mempunyai bimbingan terpusat atau kantor penempatan kerja. Brosur-brosur promosi yang mengenalkan murid-murid kepada pekerjaan awal dan kesempatan karier dapat didistribusikan ke pada pembimbing, petugas perpustakaan, atau yang lainnya. Berpartisipasi dalam hari-hari karier dan memberikan tur perusahaan pada kelompok-kelompok sekolah adalah cara lain untuk memelihara hubungan baik dengan sumbersumber sekolah. Program-program kooperatif di mana para murid dapat bekerja patuh wajtu dan menerima beberapa nilai kredit juga dapat berguna untuk menghasilkan pelamar-pelamar di masa depan yang memenuhi syarat untuk posisi kerjaan paruh waktu.
  1. Serikat Kerja
Serikat kerja adalah sumber pekerja dari jenis-jenis tertentu. Dalam beberapa industri, seperti konstruksi, serikat pekerja tersebut mempunyai tradisi menyediakan pekerja untuk para pemberi kerja. Sebuah kelompok pekerja biasanya tersedia melalui serikat pekerja, dan parta pekerja dapat diutus melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk memnuhi kebutuhan pemberi kerja.
  1. Agen Pekerjaan dan Perusahaan
PencariAgen-agen pekerjaan swasta ada disebagaian besar kota. Untuk biaya yang ditarik dari karyawan atau pemberi kerja, agen-agen ini melakukan beberapa penyaringan pendahuluan dan menghubungkan organisasi dengan para pelamar. Agen-agen pekerjaan swasta sangat berbeda dalam tingkat layanan, biaya, kebijakan, dan jenis pelamar yang mereka sediakan. Para pemberi kerja dapat mengurangi kemungkinan-kemungkinan masalah dari sumber-sumber tersebut dengan memberikan deskripsi dan spesifikasi pekerjaan yang lengkap pada pekerjaan-pekerjaan yang akan diisi.
Beberapa agen pekerjaan memfokuskan usaha mereka pada posisiposisi eksekutif, manajerial, dan profesional. Perusahaan-perusahaan pencari eksekutif ini terbagi menjadi dua kelompok:
(1) perusahaan-perusahaan kontijensi yang mengenakan biaya hanya setelah seorang kandidat dipekerjakan oleh sebuah perusahaan klien, dan
(2) perusahaan-perusahaan kontrak yang mengenakan klien biaya tertentu tanpa memandang berhasil atau tidaknya pencarian dalam kontrak tersebut.
  1. Sumber Kompetitif
Sumber-sumber lain untuk perekrutan meliputi asosiasi-asosiasi profesional dan perdagangan, publikasi perdagangan, dan para kompetitor. Banyak masyarakat profesional dan asosiasi-asosiasi perdagangan menertibkan laporan berkala atau majalah dan mempunyai situs Web yang berisi iklan pekerjaan.
  1. Sumber Media
Sumber-sumber media seperti surat kabar, majalah, televisi, radio dan papan pengumuman telah digunakan secara luas. Beberapa perusahaan menggunakan surat langsung dengan membeli daftar individu-individu dalam sektor atau industri tertentu. Media apapun yang digunakan haruslah berkaitan dengan pasar tenaga kerja yang relevan dan menyadiakan cukup informasi pada perusahaan dan pekerjaan.
  1. Bursa Kerja dan Acara-acara Khusus
Para pemberi kerja yang berada dalam pasar tenaga kerja yang ketat atau kebutuhan untuk mengisi sejumlah besar lowongan dengan cepat saat ini menggunakan bursa kerja dan acara-acara perekrutan khusus. Beberapa perusahaan juga mengadakan acara-acara khusus seperti open house, acara-acara komunitas sponsor di mana para perekrut mencoba untuk mendapatkan aplikasi dari para pengunjung, dan menggunakan cara-caralain untuk merekrut individu-individu.
Metode-metode Perekrutan Kreatif
1. Menggunakan sebuah pesawat terbang untuk menarik spanduk iklan diatas area pantai
2. Mengiklankan pekerjaan pada layar bioskop lokal sebagai bagaian dari hiburan sebelum pertunjukan
3. Mengadakan pengundian untuk karyawan-karyawan yang mereferensikan kandidat, dengan hadiah mobil dan perjalanan liburan
4. Menawarkan tiket konser musik rock untuk 20 pelamar pertama yang diterima
5. Mendirikan meja-meja untuk perekrutan pada tempat bowling, pertandingan-pertandingan bisbol liga kecil, dan perlombaanperlombaan balap mobil
6. Merekrut karyawan-karyawan teknis yang lebih muda di tempat tempat bermain video game

Anggota Kelompok
1. Andre Rianda
2. Arief Ilham
3. Garry Gautama
4. M. Ersan Nurhakim
5. Raffael Eko P.

Rabu, 29 Oktober 2014

Membuat Jaringan VLAN dengan Cisco Packet Tracer

Berikut ini adalah cara untuk membuat 2 jaringan VLAN dengan Cisco Packet Tracer, device yang dibutuhkan:
1 buah router
2 buah switch
4 buah PC
Susunlah menjadi seperti berikut :

Pertama yang kita lakukan adalah melakukan beberapa pengaturan pada SW-1, diantaranya adalah pengaturan pembagian 2 VLAN, memberikan ip address dan juga memberi jalur akses kepada VLAN 10 dan VLAN 20, ikuti perintah berikut :


Kemudian kita atur pada bagian SW-2, ikuti langkah berikut :

Setelah melakukan semua konfigurasi di atas, kita coba untuk memverifikasinya dengan mengetikan perintah dibawah ini pada SW-1

Kemudian lakukan hal sama pada SW-2

Langkah selanjutnya adalah membuat SW-1 menjadi VTP server dan VTP-2 menjadi VTP Client, ikuti langkah berikut ini :


Verifikasikan VLAN seperti perintah dibawah pada SW-2

Terapkan VLAN pada interface SW-2, ikuti perintah dibawah

PC Client Test Connection
Coba lakukan tes ping antar client, lakukan ping dari PC-A1 ke PC-B1

Maka hasilnya akan berhasil, karena PC-A1 dengan PC-B1 terdapat pada satu jaringan VLAN. Teteapi, jika kita menghubungkan antara PC-A1 dengan PC-A2 maka hasilnya akan terjadi request timed out yang berarti antara VLAN-10 dan VLAN-20 belum terhubung.
Menghubungkan VLAN-10 dan VLAN-20
Untuk menghubungkan kedua VLAN lakukan konfigurasi pada Router, ikuti langkah berikut ini :




Selanjutnya yang kita butuhkan adalah menetapkan GATEWAY pada masing-masing PC, samakan gateway antara VALN-10 dengan VLAN-20, ikuti langkah berikut :


Untuk memastikan bahwa VLAN-10 dan VLAN-20 telah terhubung, lakukan ping kembali dari PC-A1 ke PC-A2

Agar switch dapat di Remote / di Ping, ikuti langkah berikut :

Setelah semua sudah terkonfigurasi maka jaringan VLAN-10 dan VLAN-20 sudah dapat terhubung dengan baik, dari masing-masing PC sudah dapat mengerimkan pesan ke PC yang lain walaupun berbeda jaringan VLAN.
NOTE :
VTP Server
Merupakan mode default semua switch catalyst. Digunakan untuk melakukan create, add, delete suatu VLAN, kemudian informasi yang telah dibuat diteruskan ke switch VTP transparent dan VTP Client.
VTP Client
Switch yang menerima dan menyimpan VLAN yang dikirim oleh VTP Server melalui VTP Trasnparent.
VTP Transparent
Switch ini tidak menyimpan informasi yang dikirim VTP Server, melainkan hanya meneruskan informasi tersebut ke VTP Client.
 sumber: http://rifkiaditya.wordpress.com/2014/10/28/membuat-jaringan-vlan/

Minggu, 19 Oktober 2014

REVIEW JURNAL E-BUSINESS

ABSTRAKSI
Dengan menggunakan metode bisnis elektronik memungkinkan perusahaan untuk menghubungkan data internal dan eksternal sistem pemrosesan lebih efisien dan fleksibel.Dengan begitu perusahaan dapat berhubungan langsung dengan customernya salah satunya dengan menggunakan E-Business. E-Business adalah kegiatan transaksi , jual beli , bisnis yang dilakukan secara otomatis melalui kegiatan elektronik/internet , dan juga perusahaan dapat berhubungan langsung dengan customernya , rekan bisnis ataupun supplier.E-Business memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal mereka secara lebih efisien dan fleksibel. E-Business juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik. Pendapatan rata-rata dari bisnis internet yang cukup tinggi membuat internet suatu pasar yang sangat menarik.

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.    Latar  Belakang
Di tengah semakin majunya dunia teknologi dan semakin banyaknya kebutuhan akan pelayanan dalam dunia bisnis untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan melengkapi aplikasi dalam suatu organisasi maka di lahirkanlah tren e-business.
E -business merupakan interaksi eksternal organisasi dengan para pemasok, pelanggan, investor, dan juga termasuk pengunaan teknologi informasi untuk mendesain kembali proses internalnya. Internet yang semakin berkembang serta penggunaannya yang semakin meluas ke berbagai bidang membuat internet menjadi sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas sehari-hari. Salah satunya pada kegiatan e-business oleh perusahaan. Pada industri e-business, situs web menjadi tempat utama ditawarkannya layanan oleh perusahaan. Sehingga situs web berperan sangat penting pada keberhasilan sebuah e-business. Membuat suatu situs web yang efektif sebagai pusat informasi adalah hal yang penting bagi perusahaan, karena secara tidak langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan atau pengguna situs. Selain pada industri e-business, sifat dasar situs web sebagai pusat informasi juga berarti bahwa, sebaiknya sebuah situs web memiliki tingkat kefektifan dan usabilitas/kegunaan yang tinggi sehingga pengguna atau pencari informasi dapat dengan mudah dan cepat mencari informasi yang diinginkan.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.      Definisi E-Business
E-Business adalah penggunaan Teknologi Informasi untuk memudahkan proses bisnis, melakukan ecommerce, dan menyediakan kerja sama dan komunikasi perusahaan pendukung. Utilisasi informasi dan teknologi komunikasi untuk mendukung semua aktifitas bisnis
a. Meliputi segalanya- marketing, advertising, after-sales
b. Pada umumnya berhubungan dengan web-based systems
E-Business – Elektronik Bisnis berasal dari seperti terminologi e-mail dan e-commerce, adalah melakukan bisnis pada Internet. Ini merupakan suatu istilah yang lebih umum dibanding e-commerce, mengacu pada tidak hanya pembelian dan penjualan tetapi juga pelayanan pelanggan dan bekerja sama dengan mitra bisnis.

2.2.      Faktor-Faktor Penggerak e-Business
Jika dikaji secara sungguh-sungguh perkembangan dari implementasi konsep dasar e-Business di sebuah industri atau negara sangat ditentukan oleh desakan faktor dari luar (external driving forces). Paling tidak ada empat faktor desakan yang saling berkonvergensi satu dengan lainnya yang secara signifikan akan menentukan percepatan implementasi konsep e-Business, yaitu masing-masing:
Customer expectations,
Competitve imperatives,
Deregulation, dan
Technology
1.       Customer Expectations
Paradigma baru menekankan pentingnya pelanggan ditempatkan sebagai titik awal atau acuan dari penyusunan konsep bisnis sebuah perusahaan. Dewasa ini seorang pelanggan tidak cukup dapat dipuaskan dengan baiknya kualitas sebuah produk yang ditawarkan. Pelanggan bersangkutan mengharapkan adanya pelayanan pra dan pasca jual yang baik.
2.        Competitive Imperative
Globalisasi telah membentuk sebuah arena persaingan dunia usaha yang sangat ketat. Hampir semua perusahaan di dunia dapat melakukan kompetisi secara terbuka di lingkungan pasar bebas. Tentu saja hal ini menimbulkan dampak yang sangat besar bagi keberadaan sebuah perusahaan. Pelanggan akan dengan mudahnya membandingbandingkan kualitas produk dan pelayanan antar perusahaan dari hari ke hari. Dengan prinsip selalu mencari yang murah, lebih baik, dan lebih cepat, maka secara tidak langsung perusahaan dipaksa untuk menyusun dan mengembangkan sebuah model dan strategi bisnis yang tepat.
3.        Deregulation
Harus diakui pula bahwa secara makro deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah maupun negara-negara lain (disamping keberadaan lembaga-lembaga dan komunitas dunia semacam WTO, APEC, AFTA, dan lain-lain) telah turut mewarnai bentuk dunia usaha di masa mendatang, terutama yang berkaitan dengan konsep perdagangan bebas antar negara dan industri. Ditiadakannya pajak masuk produk-produk impor, dibebaskannya kuota ekspor produk, disatukannya berbagai mata uang asing (single currency), dialirkannya informasi secara bebas, tentu saja telah memaksa lingkungan dunia usaha menjadi lebih efisien dari masa ke masa.
4.        Teknologi
Faktor terakhir dan menentukan dalam mengimplementasikan konsep e-Business adalah kemajuan teknologi informasi, yang didominasi oleh percepatan perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi. Fungsi dari teknologi informasi tidak hanya kritikal bagi perkembangan e-Business (enabling function) tetapi justru telah menjadi penggerak dari dimungkinkannya pengembangan modelmodel bisnis baru yang tidak terpikirkan sebelumnya. Dengan e-business aliran informasi dari perusahaan ke pelanggan, pemasok, pemerintah, pemilik modal dan masyarakat haruslah dikelola dengan baik. Pengelolaan informasi pada perusahaan tergantung pada strategi yang diterapkan dan dukungan eksekutif, manajer dan karyawan. Dengan dukungan sarana dan prasarana maka diharapkan aliran informasi perusahaan akan cepat, tepat dan akurat, dengan demikian perusahaan akan dapat mempertahankan hidupnya, memperoleh keuntungan dan dapat berkompetisi dengan sehat.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1.      Prospek E-Business di Indonesia
Menurut data the Economist Intelligence Unit (2007), Indonesia menempati peringkat ke 67 dari 69 negara yang dianalisis untuk kesiapan menerapkan e-bisnis dan implementasi digital lainnya,  Kriteria yang diteliti adalah : adopsi konsumen dan bisnis, konektivitas dan infrastruktur teknologi, lingkungan bisnis, lingkungan sosial dan budaya, kebijakan pemerintah dan visi, dan hukum dan lingkungan kebijakan. Namun demikian pemaparan lain dari Wijaya (2010)6 memberikan informasi yang lain, yaitu Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) telah memperhitungkan pengguna internet di Indonesia pada akhir tahun 2001 mencapai 4,2 juta orang. Meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan angka pada akhir tahun 2000 sebesar 1,9 juta orang. Sedangkan berdasarkan data yang diberikan oleh internetworldstats, penduduk Indonesia yang menggunakan Internet berjumlah 25.000.000 pada tahun 2008, atau meningkat sebesar 1.150 % dari tahun 2000 yang hanya berkisar 2.000.000 saja.
Indonesia merupakan negara peringkat ke-5 pengguna internet di Asia. Wijaya (2010) berpendapat fakta diatas dapat menjadi solusi yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan e-business di Indonesia. Namun demikian juga banyak hal yang harus dipertimbangkan yaitu faktor-faktor eksternal dan faktor internal. Menurut Wijaya (2010) untuk mendefinisikan strategi dan kebijakan pengembangan e-business di Indonesia terlebih dahulu harus mendefinisikan dan menyesuaikan dengan obyektif yang sesuai dengan kondisi Indonesia, yaitu:
1)      Mempercepat pertumbuhan ekonomi bangsa melalui e-business yang berfungsi sebagai stimulus dan enabler pertumbuhan.
2)      Memperluas pangsa pasar potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dari tingkat nasional sampai internasional.
3)      Meningkatkan nilai kompetitif produk yang dihasilkan anak bangsa dengan memotong atau bahkan menghilangkan jalur distribusi pemasaran sehingga produk menjadi lebih murah dan lebih memberikan keuntungan.
4)      Memeratakan perkembangan/ pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan fasilitator teknologi informasi.
Dari segi prospek e-bisnis maka menurut Eko Indrajit dalam Sugi (2010) nampaknya perkembangan pemakaian alat-alat elektronik dan digital sebagai medium komunikasi dan relasi bisnis (digital relationship) jauh lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan cara yang sama untuk melakukan perdagangan atau transaksi jual beli (eCommerce). Berdasarkan fenomena ini, prospek atau peluang bisnis nampak bagi perusahaan-perusahaan yang dapat membantu manajemen perusahaan dalam mengimplementasikan berbagai jenis komunikasi, kolaborasi, dan kooperasi digital yang terjadi pada backoffice. Sebutlah misalnya konsep backoffice semacam e-Procurement, e-Supply Chain, ERP, dan lain sebagainya yang pada prinsipnya dipergunakan perusahaan untuk meningkatkan kualitas komunikasi antara divisi maupun antara perusahaan dengan mitra bisnisnya. Kecenderungan meningkatnya jenis ebisnis ini didasarkan pada suatu riset yang mengatakan bahwa ternyata kurang lebih 40% dari biaya total perusahaan habis dialokasikan untuk mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan lalu lintas informasi secara konvensional.
Kemudian dari segi implementasi e-bisnis Eko Indrajit dalam Sugi (2010) berpendapat e-bisnis di Indonesia memperlihatkan bahwa tantangan implementasi konsep baru ini lebih dikarenakan alasan-alasan sosiologis dibandingkan dengan aspek teknologinya. Artinya, faktor-faktor budaya, pendidikan, sosial, dan perilaku memegang peranan penting yang menentukan sukses tidaknya sosialisasi penggunaan teknologi informasi di dalam perusahaan. Dengan berpegang pada prinsip “old habit is hard to die” dan “people are hard to change”, maka aspek manajemen perubahan (change management) harus benar-benar diperhatikan pelaksanaannya. Kenyataan ini sebenarnya merupakan prospek e-bisnis yang sangat besar untuk digarap, karena terbukti bahwa mereka yang mampu membantu perusahaan untuk dapat secara efektif bertransformasi ke konsep e-bisnis akan dipercaya oleh manajemen dalam mengembangkan konsep tersebut di perusahaannya. Artinya, peluang besar akan diperoleh oleh perusahaan yang memiliki pendekatan dan metodologi e-bisnis yang sesuai dengan tantangan sosiologis yang terdapat pada perusahaan-perusahaan tradisional.
Selain itu dari segi bisnis proses, Eko Indrajit dalam Sugi (2010) menjelaskan sekian banyak perusahaan e-bisnis yang berkembang di tanah air, terbukti bahwa perusahaan yang sukses ternyata diraih oleh mereka yang mampu menggabungkan konsep traditional physical value chain (rangkaian proses bisnis konvensional) dengan virtual value chain (rangkaian proses bisnis virtual). Di mata pelanggan e-bisnis, ada tiga alur yang sangat penting, yaitu alur produk atau barang yang dibeli, alur informasi dokumen jual-beli, dan alur pembayaran transaksi. Alur produk atau barang biasanya ditangani oleh rangkaian proses bisnis konvensional (gudang dan distribusi), sementara untuk alur informasi dan pembayaran ditangani secara virtual (melalui internet). Agar sukse, perusahaan harus handal dalam menangani ketiga alur entiti tersebut. Prospek besar tersedia bagi mereka yang memiliki produk atau jasa berkaitan dengan penggabungan traditional physical value chain dengan virtual value chain seperti yang dikemukakan di atas.
Dengan berpegang pada prinsip bahwa e-bisnis berkaitan erat dengan serangkaian aktivitas pencarian laba finansial (wealth maximization), maka pemerintah Indonesia akan mengikuti negara-negara maju lainnya dalam menerapkan prinsip-prinsip pengaturan (regulasi) e-bisnis yang kondusif. Seperti yang terjadi di Indonesia, e-bisnis akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab para pelaku bisnis yang mayoritas dipegang oleh industri swasta. Karena mekanisme peraturan akan sangat bergantung dan ditentukan oleh mayoritas pelaku bisnis, maka perusahaan-perusahaan yang sejauh ini bergantung pada perlindungan pemerintah harus mulai merubah strateginya. Dalam sebuah arena dimana peraturan akan ditentukan oleh pasar (self regulated market), maka peluang sukses terbesar hanya akan dimiliki oleh perusahaan-perusahaan e-bisnis yang benar-benar memiliki keuggulan kompetitif (competitive advantage) dibandingkan dengan para pesaingnya.
Aspek terakhir yang tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan adalah kenyataan bahwa e-bisnis baru dapat berkembang jika komponen-komponen lain dalam lingkungan sistem e-bisnis turut tumbuh dan berkembang secara serentak. Apalah artinya sebuah komunitas internet yang besar dan kebutuhan transaksi eCommerce yang tinggi misalnya, namun tidak dibarengi dengan kesiapan infrastruktur, ketersediaan hukum, dan jaminan keamanan yang memadai bagi para pelaku e-bisnis. Dengan kata lain, kesempatan berbisnis masih terbuka lebar bagi mereka yang dapat menutupi kepincangan-kepincangan perkembangan sistem e-bisnis secara keseluruhan ini, terutama yang menyangkut mengenai infrastruktur dan suprastruktur e-bisnis di Indonesia.

3.2       Penerapan E-Bisnis di Indonesia
Beberapa perusahaan BUMN sudah mulai menerapakan e-bisnis di Indonesia untuk meningkatkan daya saingnya, antara lain:
PT. Pos Indonesia yang memiliki bentuk layanan yaitu : Electronic Postal Service (ePostal), Limited Communication Technology Services (eCom), Internet Content Dan Messaging Services, dan Community Acces Point (Warung Masif).
Bank Central Asia (BCA), Program sentralisasi sistem komunikasinya didukung oleh sistem telekomunikasi VSAT dan transponder. Dalam pembenahan ini, BCA meminta bantuan Accenture (dulu Andersen Consulting). Buahnya kini, sekitar 789 cabang sudah terintegrasi sistem TI-nya, dilengkapi dengan sekitar 2 ribu jaringan ATM yang memanfaatkan fasilitas VSAT.
Merpati Nusantara Airlines, Merpati kini memiliki Merpati Internet Reservation Access (MIRA) yang memungkinkan pelanggannya dapat melakukan reservasi setiap saat tanpa harus datang ke kantor Merpati. Untuk kebutuhan internal, Merpati akan membangun sistem terintegrasi yang menghubungkan antara bagian, seperti penjualan, promosi, pemasaran dan keuangan. Sementara eksternal selain akan dikembangkan layanan reservasi online, Merpati juga berminat mengembangkan e-Ticketing dan e-Payment.
Garuda Indonesia juga memanfaatkan Internet untuk membangun situsnya yang memuat informasi baik berupa profile perusahaan maupun paket-paket wisata yang ditawarkannya. Pihak manajemen juga sedang mempersiapkan sistem online reservation yang akan disertakan dalam situs tersebut. Disamping itu, Garuda memanfaatkan Internet untuk dapat memperoleh umpan balik dari para konsumennya dengan menyediakan menu khusus yang diberi nama Feedback. Harapannya, melalui sistem itu, terjalin komunikasi aktif antara konsumen dengan pihak manajemen Garuda.

3.3.      Kebijakan E-Business
Kegagalan pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada konglomerasi usaha besar telah mendorong para perencana ekonomi untuk mengalihkan upaya pembangunan pada ekonomi kerakyatan dengan bertumpu pada pemberdayaan usaha kecil dan menengah (small and medium enterprises atau SME). Telah terbukti bahwa SME cukup tangguh menghadapi tantangan selama krisis karena luwes dalam merespon keinginan pasar, sehingga pengembangan perdagangan berbasis TI (E-business) harus pula difokuskan untuk pelaku pasar pada segmen tersebut. Untuk itu perlu dibuat kerangka kebijakan dan regulasi yang mengatur E-business.
Kebijakan
Perangkat hukum untuk e-commerce
Ketentuan mengenai perikatan-perikatan khusus
Ketentuan mengenai informasi sebagai objek perdagangan
Jenis dan cara pemungutan pajak
Perlindungan konsumen
Industri penyelenggara jasa penunjang e-commerce
Larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat
Bank, asuransi, pasar modal, dan lembaga keuangan lain
Badan usaha milik negara, Perusahaan, koperasi, dan subjek perdata lain
Notaris, Otoritas sertifikasi, dan lembaga pengesahan lain
Hak cipta dan Hak milik industrial
Cara penyelesaian sengketa terhadap pelanggaran yang ada dalam praktek perdagangan elektronik
Transparansi dalam pelayanan, peraturan, dan persyaratan
Pertukaran dan pemrosesan data bisnis secara elektronik
Dokumen Perusahaan
Keamanan pertukaran data (tanda tangan digital)
Kekuatan pembuktian data elektronik
Kebijakan kepastian hukum bagi SME dan masyarakat konsumen dalam Ebusiness. Kebijakan dalam pemanfaatan sumber informasi bagi SME baik di pusat maupun di daerah. Kebijakan yang mengatur pemrosesan dokumen secara elektronis (perijinan, kewajiban pajak, dan lainnya). Kebijakan mengenai etika perdagangan secara elektronis. Kebijakan untuk melindungi informasi pribadi
Kebijakan untuk melindungi kekayaan intelektual. Kebijakan mengenai kebebasan bicara, censorship, offensiveness melalui internet. Kebijakan mengenai perpajakan. Kebijakan mengenai enkripsi. Kebijakan mengenai pembuatan kontrak melalui media elektronis. Kebijakan mengenai perjudian melalui media elektronis. Kebijakan perlindungan konsumen dan produsen dalam e business.
Kebijakan mengenai perusahan multinasional
Peraturan
a.   Peraturan tentang jual beli informasi (commercial law).
b.   Peraturan pemanfaatan teknologi informasi dalam e-business (cyber law)
c.   Peraturan pengembangan security system (national security, personal security).
d.   Peraturan mengenai mekanisme e-bisnis, dan tele-bisnis.
e.   Peraturan mengenai pelanggaran hak cipta.
f.    Peraturan mengenai pelanggaran hak individu.
g.   Peraturan mengenai kejahatan yang dilakukan melalui komputer

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
             Dengan begitu E-business adalah salah satu cara yang dapat kita gunakan untuk meningkatkan bisnis atau memulai bisnis baru. Dimana kita tidak perlu kesana kemari hanya untuk bertemu orang lain. Dan membayar jutaan rupiah untuk menyebarkan atau memberitahukan orang-orang kalau kita punya bisnis
            E-bisnis merupakan sistem yang terintegrasi antara sistem front office dan back office, dan merupakan sistem yang menjalankan praktek bisnis day-to-day seperti produksi, pemasaran, administrasi, research dan development, customer relationship, dan pengambilan keputusan manajerial.  Penerapan e-bisnis sesungguhnya merupakan peluang yang baik secara teknis bagi pengusaha kecil dan menengah. Namun di Indonesia hal ini masih harus menjadi pertimbangan yang matang karena kondisi kebijakan Indonesia masih belum berpihak pada skala usaha kecil dan menengah, sehingga cukup beresiko.


REVIEW

Di era teknologi dan kebutuhan konsumen yang sangat dinamis akan membawa perusahhan dan para eksekutif bisnis harus merevolusi aktivitas bisnisnya. Penggunaan media internet, situs web, dan jaringan computer lainnnya secara optimal menjadi factor penting dalam kesuksesan penerapan e-business dan e-commerce di suatu perusahaan.
Perkembangan system e-business dalam suatu perusahaan maupun Negara maju atau berkembang sangat dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai pemicu seperti olehkarena konsumen saat ini menginginkan sesuatu yang lebih. Misalkan pemesanan dapat dilaksanakan anytime, anywhere, pembayaran pembelian produk dengan metode yang beragam misalnya kartu kredit, kartu debit maupun layanan transfer, dan adanya fasilitas asuransi produk serta pengiriman produk yang cepat dan harga kompetitif dan sebagainya.
Kemajuan e-business juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi itu sendiri karena dalam perkembangan e-business teknologi informasi memiliki fungsi sebagai penggerak dimmungkinkannya model-model bisnis baru.
Ada banyak kuntungan dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk menggerakkan e-business dan e-commerce bagi perusahaan seperti aktivitas perusahaan akan sangat efektif dan efisien. Mampu menjangkau konsumen secara luas dan mampu menembus batas ruang dan waktu dengna mudah dan biaya yang sedikit serta terbukanya peluang yang unttk berinovasi menciptakan produk atau jasa bbaru akibat ditemukannya teknologi baru dari masa kemasa.
Prospek pengembangan e-business yang baik di Indonesia dengan semakin banyaknya penduduk maupun perusahaan yang sudah mahir menggunakan media internet dan web sehingga menjadi peluang besar bagi perusahaan dalam menerapkan system e-business maupun e-comerce dalam memasarkan produk dan jasanya dan membina stakholdernya.